SABAR ITU INDAH-KURSUS KOMPUTER
Kursus Komputer bersertifikat. Lembaga kursus Citra Telematika menyelenggarakan :
1. Aplikasi Perkantoran
2. Desain Grafis
3. Jaringan Komputer
4. Robotika
5. Pemasaran Digital
Citra Telematika - Kursus Komputer di Majalengka |
Jl. Raya Timur No. 65, Ciborelang, Jatiwangi
Kab. Majalengka
(0233) 8281236 | 085216667297
kursus komputer pintarJalan mengarah ke Allah ialah jalan yang sarat dengan rintangan. Sedangkan jiwa tersebut tidak bisa istiqamah di atas perintah Allah dengan mudah. Maka barang siapa yang hendak menundukkan dan mengekangnya maka di mesti bersabar.
Sabar dalam ketaatan untuk Allah mencakup tiga hal, yaitu,
Sabar sebelum mengerjakan ketaatan tersebut, yakni dengan niat yang benar, ikhlas dan bersih dari riya’.
Sabar saat menjalankan ketaatan, yakni dengan tidak lalai dalam melakukannya dan pun tidak bermalas-malasan.
Sabar sesudah beramal, seseorang itu hendaknya tidak menjadi ta’jub dengan dirinya dan menampakkan apa yang ia punya dalam rangka sum’ah dan riya`. Karena urusan itu hanya bakal menghapus amalan, pahala dan pengaruh-pengaruh yang seharusnya dia dapatkan. (Naḥwu Akhlāqi as-Salāfi : 105)
Sabar dalam ketaatan untuk Allah diantaranya ialah sabar dalam menuntut ilmu, sabar dalam melaksanakan dan sabar dalam mendakwahkannya. Tiga urusan ini tercakup ke dalam firman Allah ta’ālā, (yang artinya) : ‘Demi masa, bahwasannya seluruh insan benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati guna menetapi kesabaran’ (Q.S al-‘Asr: 1-3). Dalam surat itu Allah mengaku bahwa semua manusia tersebut berada dalam kerugian, kecuali manusia-manusia yang disifati dengan empat sifat,
Beriman untuk perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah. Keimanan ini tidak bakal terwujud dengan tanpa adanya ilmu.
Beramal shalih, merangkum seluruh amal kebaikan, dhahir maupun batin, sehubungan dengan hak-hak Allah ataupun hak-hak seorang hamba, ataukah tersebut amalan mesti atau sunnah.
Saling menasehati dalam kebenaran (iman dan amal shalih), saling menasehati dalam keimanan untuk Allah dan beramal shalih, energik kepadanya dan mencintainya.
Saling menasehati guna menetapi kesabaran. Bersabar dalam ketaatan untuk Allah, bersabar dalam menjauhi maksiat kepadaNya, dan bersabar terhadapt takdir yang sudah ditetapkanNya.
Dengan kedua perkara kesatu seorang hamba bakal menyempurnakan dirinya, dan dengan dua perkara selanjutnya dia bakal menyempurnakan orang lain. Maka saat empat urusan ini sudah sempurna seorang hamba tersebut akan terselamatkan dari kerugian dan bakal meraih kemenangan yang besar (Taisīru Karīmi ar-Raḥmāni: 1102).
Sabar Menjauhi Maksiat
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
“Neraka dikelilingi dengan syahwat (hal-hal yang mengasyikkan nafsu), sedang surga dikelilingi hal-hal yang tidak disenangi (nafsu).”
Oleh karena tersebut barang siapa yang mengharapkan surga, maka dia mesti bersiap guna bersabar sebab surga tersebut dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disenangi oleh hawa nafsu. Terkadang seseorang tersebut merasa bersabar menjuhi maksiat tersebut lebih berat daripada bersabar menjalankan ketaatan. Mungkin seseorang dapat bersabar mengemban shalat malam semalam suntuk, tetapi dia tidak dapat bersabar andai diminta meninggalkan perkara-perkara yang disenanginya yang tidak diizinkan oleh syari’at.
Sabar Menerima Takdir
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam buku beliau yang paling agung, merangkai bab khusus tentang sabar terhadap takdir, yakni bab ‘minal īmāni billāhi aṣ-ṣabru ‘alā aqdārillāhi’ (salah satu ciri (bagian) dari keimanan untuk Allah ialah bersabar tatkala menghadapi takdir-takdir Allah).
Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Macam ketiga dari macam-macam kesabaran ialah bersabar dalam menghadapi takdir dan keputusan Allah serta hukum-Nya yang terjadi pada hamba-hamba-Nya. Karena tidak terdapat satu gerakan juga di alam raya ini, demikian pula tidak ada sebuah kejadian atau urusan tetapi Allah lah yang mentakdirkannya. Maka bersabar tersebut harus. Bersabar menghadapi sekian banyak musibah yang menimpa diri, baik yang berhubungan dengan nyawa, anak, harta dan beda sebagainya yang adalahtakdir yang berlangsung menurut peraturan Allah di alam semesta…” (Thariqul wushul, hal. 15-17).
Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alusy Syaikhhafizhahullahuta’alamengatakan dalam penjelasannya mengenai bab yang sangat berguna ini, “Sabar termasuk perkara yang menempati status agung (di dalam agama). Ia termasuk di antara bagian ibadah yang paling mulia. Ia menduduki relung-relung hati, gerak-gerik lisan dan perbuatan anggota badan. Sedangkan esensi penghambaan yang sejati tidak bakal terealisasi tanpa kesabaran.
Hal ini disebabkan ibadah adalahperintah syari’at (untuk menggarap sesuatu), atau berupa larangan syari’at (untuk tidak menggarap sesuatu), atau dapat juga berupa ujian dalam format musibah yang ditimpakan Allah untuk seorang hamba agar dia inginkan bersabar saat menghadapinya.
Hakikat penghambaan ialah tunduk mengemban perintah syari’at serta menjauhi larangan syari’at dan bersabar menghadapi musibah-musibah. Musibah yang dijadikan sebagai batu ujian oleh Allahjalla wa ‘alauntuk menempa hamba-hamba-Nya. Dengan demikian ujian itu dapat melalui sarana doktrin agama dan melewati sarana keputusan takdirNya. (artikel muslim.or.id ‘Hakikat Sabar 1’)
Sabar ialah pedang yang tidak bakal tumpul, tunggangan yang tidak bakal tergelincir dan cahaya yang tidak bakal padam. Akan namun sabar tidaklah semudah saat kita mengucapkannya. Jika tidak, Allah tidak akan menyerahkan pahala yang besar guna orang-orang yang bersabar, laksana dalam firmanNya, yang dengan kata lain “Katakanlah, ‘Wahai hamba-hambaKu yang beriman, bertakwalah untuk Rabb-mu’. Orang-orang yang melakukan baik di dunia ini mendapat kebaikan. Bumi Allah tersebut luas. Sesungguhnya melulu orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Q.S az-Zumār:10). Allah tidak bakal memberikan kerinduan dan ma’iayyahNya (kebersamaanNya) laksana dalam firmanNya, yang dengan kata lain “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah bantuan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, bahwasannya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S al-Baqarah : 153), “. . . Mereka tidak menjadi lemah sebab bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak pula menyerah untuk musuh. Allah menyukai orang-orang yang bersabar.” (Q.S ali-‘Imran :146). Allah menyerahkan kebersamaan yang mempunyai sifat khusus untuk orang-orang yang bersabar, dan Allah bakal menghilangkan kesusahan darinya dan akan mempermudah setiap kebaikan untuk orang-orang yang bersabar. Akan namun sabar tidak dapat kita kerjakan dengan mudah, kita membutuhkan pertolongan dari Allah.
kursus komputer pintar
Betapa perkara ini adalahperkara yang tidak mudah sebab hidup ini pada hakikatnya ialah untuk bersabar. Semoga Allah menyerahkan taufiq untuk kita untuk dapat bersabar di masing-masing perkara yang anda hadapi. Baik tersebut dalam ketaatan kita untuk Allah dan menjauhi maksiat kepadaNya, pun dalam menetapi taqdirNya yang tidak pernah saya dan anda bisa mengira dan menyangkanya. Allāhu a’lam.
kursus komputerkursus komputerkursus komputerkursus komputerkursus komputerkursus komputerkursus komputerkursus komputerkursus komputerkursus komputerkursus komputerkursus komputerkursus komputerkursus komputer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar